"PENJILAT" SOK PERHATIAN
INI HANYA CERPEN HALUSINASI
Suatu sore, ada dua warga mendatangi rumah dinas Bupati.
Suatu sore, ada dua warga mendatangi rumah dinas Bupati.
Mereka, mantan tim sukses. Setiba dikomplek rumah dinas, mereka langsung disambut anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang sehari harinya jaga di komplek rumah dinas.
"Mau kemana bang. Mau bertamu ?" tanya petugas jaga.
"Iya, ada urusan sedikit," katanya sambil melangkah dengan gaya khasnya menuju pintu masuk rumah dinas. Dibuatlah gayanya seolah-olah dia orang hebat dan penting. Padahal dibenaknya, hanya mau memanfaatkan situasi agar mendapat proyek lebih banyak.
"Ah.... dah mantap ini, tidak ada tamu," ujarnya mengajak temannya yang diam dibelakangnya.
"Sore pak !, apa kabar," sapanya sok dekat.
"Sehat, silahkan duduk," jawab Bupati singkat, lalu meminum kopi yang sudah tersedia di meja.
Kedua warga pun duduk berhadap hadapan dengan Bupati. "Capek, iya pak," tanyanya lagi sambil tersenyum.
"Iya, dari Kecamatan A, B, C dan D kami tadi monitoring," jawab Bupati.
Kedua warga menduga, Bupati monitoring kegiatan lain, karena di benaknya, istilah monitoring biasanya digunakan ketika meninjau Ujian Nasional yang sedang berlangsung.
"Gimana hasilnya tadi pak. Mudah-mudahlah semua bagus di masa kepemimpinan bapa ini. Karena bapa tidak ada menerima uang bila melantik pejabat untuk menduduki suatu jabatan, tidak ada fee proyek. Kalau tidak bagus lagi, tak benar lagi itu pak, sudah keterlaluan itu," katanya untuk menyenangkan hati Bupati.
"Harusnya demikian. Tapi tadi waktu kami monitoring, ada tiga kami temui sudah rusak, padahal baru empat bulan selesai dikerjakan. Itu membuat saya kesal. Menurut Kepala Dinas PUPR, ketiga proyek itu pekerjaanmu," kata Bupati.
Sontak kedua warga yang merasa paling berjasa pada saat
pilkada itu, terdiam. Mereka diam seribu bahasa. Bahkan mereka mau terbang seketika itu. Tapi sayang mereka diciptakan Tuhan tidak punya sayap. Untuk menghindari pembicaraan lanjutan, mereka pun mengatur siasat, satu berpura pura pergi ke toilet, satu lagi ke dapur ambil minum. Kemudian dari belakang mereka kabur, tanpa pamit. (Admin)
pilkada itu, terdiam. Mereka diam seribu bahasa. Bahkan mereka mau terbang seketika itu. Tapi sayang mereka diciptakan Tuhan tidak punya sayap. Untuk menghindari pembicaraan lanjutan, mereka pun mengatur siasat, satu berpura pura pergi ke toilet, satu lagi ke dapur ambil minum. Kemudian dari belakang mereka kabur, tanpa pamit. (Admin)



Komentar
Posting Komentar